Pernahkah
anda menonton film Terminator atau Robo-cop si polisi setengah manusia dan
setengah mesin? kedua film itu menceritakan bagaimana sebuah teknologi yang
menggabungkan antara manusia dan mesin. Sepertinya dengan kemajuan teknologi
revolusioner masa depan hal tersebut bukan lagi khayalan.
Penyatuan
antara biologi manusia dengan teknologi itulah yang disebut dengan
singularitas. Apabila komputer kuantum dan nanoteknologi terus menerus di
kembangkan memungkinkan manusia untuk bisa memperkuat tubuhnya dan menambah
kecerdasannya menjadi berkali-kali lipat.
Beberapa ahli yang meyakini bahwa suatu saat nanti mesin
super yang memiliki kecerdasan melebihi manusia biasa itu akan benar-benar ada,
mereka berpikir dengan semakin majunya teknologi dari tahun ke tahun bukan
tidak mungkin hal ini menjadi kenyataan.
Beberapa
ahli memprediksi bahwa singularitas atau saat kecerdasan buatan menyamai bahkan
melebihi manusia bisa terjadi dalam 16 tahun kedepan.
Ray
Kurzweil, dalam bukunya "The Singularity is Near: When Humans
Transcend Biology", memprediksi bahwa komputer akan secerdas manusia
di sekitaran tahun 2029 dan pada tahun 2045, komputer dapat jutaan bahkan miliaran
kali memiliki kecerdasan lebih dari kecerdasan manusia. "Perkiraan saya
tidak berubah, tapi pandangan konsensus ilmuwan kecerdasan buatan telah berubah
menjadi lebih dekat dengan pandangan saya," tulis Kurzweil
Bahkan
Kurzweil memprediksikan pada tahun 2030 akan terjadi kemajuan pesat dibidang bioteknologi
dan kedokteran yang akan mampu menghambat penuaan pada manusia bahkan membuka
jembatan untuk manusia menuju ke sebuah keabadian.
Dengan
adanya revolusi nanoteknologi dan revolusi bioteknologi akan bisa mengantarkan
manusia menuju keabadian, demikian pendapat Kurzweil. Revolusi nanoteknologi
yang mampu menciptakan nanorobot yang ukurannya bisa sekecil sel darah merah,
yang dapat memperbaiki berbagai kerusakan tubuh. revolusi bioteknologi yang
membawa manusia mengatasi keterbatasan tubuh biologisnya sehingga berbagai
penyakit bisa diatasi, proses penuaan dapat dihambat, dan fungsi tubuh jadi
lebih optimal. Jika kedua revolusi itu terjadi, dampaknya sangat besar pada
kehidupan manusia. Dalam Singularity, Kurzweil bercerita, di masa depan ketika
jantung manusia tak dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya tugasnya akan
digantikan oleh nanorobot yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
Bahkan
Kurzweil percaya pada tahun 2050 kemajuan teknologi itu akan mengizinkan otak
manusia untuk meninggalkan tubuhnya dan pindah ke tubuh robot. Di tubuh robot
itu otak manusia akan difungsikan sebagaimana mestinya ketika masih berada
ditubuh aslinya, bahkan bisa jadi ditubuh robot, otak manusia tidak akan sama
sekali kehilangan fungsi seperti di tubuh aslinya, karena tubuh manusia
mempunyai keterbatasan yang suatu saat pasti akan mati. Di situlah kemudian
tercipta sebuah "keabadian". Dari itulah Kurzweil menganggap manusia akan
mampu meraih keabadian dalam genggaman, menghindari sang malaikat maut, dan
ketentuan sang pencipta dan juga Kurzweil menyatakan bahwa manusia bisa menjadi
abadi dalam waktu 20 tahun melalui Nanoteknologi yang mampu menggantikan organ
vital manusia
Mungkin
kita berpikir apa yang di katakan Kurzweil hanyalah sebuah khayalan tingkat
tinggi tapi apa yang ia ramalkan sejauh ini terbukti terjadi. Dalam bukunya, The
Age of Intelligent Machines (ditulis pada 1988 dan diterbitkan 1990) Kurzweil
meramalkan tentang sebuah jaringan komputer yang mendunia, setahun setelah
bukunya diterbitkan ramalan itu benar-benar terjadi dengan mewabahnya internet
pada tahun 1991. Buku itu juga
meramalkan bahwa akan ada mesin yang mampu mengalahkan mengalahkan kemampuan
berpikir manusia, dan benar saja pada tahun 1997, juara catur dunia saat itu
kalah dengan mesin cerdas buatan IBM.
Menurut
sebagian besar para ahli, teknologi memang bisa saja menghambat proses penuaan.
Tetapi untuk hidup kekal abadi, sangatlah tak mungkin. "Setiap penyakit
ada obatnya, kecuali soal penuaan," kata Dr. Troebos Poerwadi, ahli
gerontologi di Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, Surabaya. Troebos mengatakan,
meskipun teknologi makin maju, bukan berarti dapat menghentikan proses penuaan
sama sekali.
Trans-humanisme merupakan keinginan
orang Barat yang ingin hidup kekal. Tetapi buat apa abadi jika tak berguna".
Beberapa negara belahan Timur justru punya warga yang lebih panjang umur dibandingkan
dengan dunia Barat padahal, temuan teknologi revolusioner umumnya terjadi di
dunia Barat.
Ini
terbukti berbagai survei internasional tentang angka harapan hidup Negara
Jepang selalu tercatat menyimpan orang berusia tua lebih banyak dari negara
lain. Data terakhir Kementerian Kesehatan Jepang menunjukkan, warga yang
mendekati umur 100 tahun mencapai 25.600 orang. Jumlah ini bertambah sebesar
2.000 orang dari tahun sebelumnya. Angka rata-rata harapan hidup di
"negeri sakura" itu memang tertinggi di dunia yaitu 81,6 tahun.
Beberapa dokter yang ahli di
bidang kesehatan mengatakan bahwa untuk menghentikan proses penuaan bisa
dilakukan secara terotitis, tetapi untuk prakteknya sangat sulit dilakukan. Karena secara
matematis bagian-bagian tubuh manusia itu kadang-kadang tak terhitungkan seperti bagian system syaraf
manusia itu sangat rumit karena berjuta-juta hingga milyaran sel yang terdapat
pada manusia dan begitupun bagian tubuh lainnya.
Jadi,
dari pembahasan di atas tadi dapat kita simpulkan bahwa teknologi singularitas
dapat bermanfaat bagi manusia yang menemukan bahkan menciptakan manusia
setengah mesin yang berteknologi singluaritas, akan tetapi kita tak sependapat
bahwa dengan teknologi singularitas ini dapat membuat manusia menjadi abadi
(kekal) karena kita tak mungkin melawan kodrat kita sebagai mahluk ciptaan
Tuhan, bahwa mahluk hidup yang bernyawa cepat atau lambat dia akan menemui
ajalnya masing-masing. Mungkin teknologi singularitas ini dapat memperlambat
penuaan usia manusia akan tetapi untuk menuju yang namanya keabadian sangatlah
tidak mungkin.
Robot
yang awalnya hanya digunakan untuk membantu pekerjaan manusia bisa jadi malah
akan merepotkan manusia. Para peneliti harus benar-benar memikirkan kemungkinan
terburuk dan perlu berhati-hati dalam mengembangkan teknologi robotika. Apalagi
jika robot super cerdas yang dibuat, apa yang akan dilakukan peneliti, step by
step harus benar-benar sempurna. Tidak bisa terbayangkan apa yang akan terjadi
nantinya, apakah dominan memberi pengaruh baik atau tidak.
Dan
seandainya manusia setengah mesin dilibatkan dalam militer, itu akan sangat
berbahaya. Karena programnya dikhususkan untuk militer, tindakan untuk
menghancurkan sangat besar. Jika ada oknum-oknum yang memanfaatkan teknologi
singularitas ini, untuk membuat manusia mesin setengah jadi yang terprogram
untuk membunuh manusia itu yang akan terjadi adalah kehancuran. Badan yang
kuat, kecerdasan yang melebihi manusia, bagamana cara menghentikannya ? jika
suatu saat manusia setengah mesin itu ada, bisa saja akan terjadi perang luar
biasa yang bisa mengubah peradaban yakni perang manusia dan robot setengah
manusia. robot setengah manusia yang mempunyai kecerdasan yang luar biasa bisa
membuat robot yang menyerupai dirinya, dan karena robot tidak memiliki perasaan
seperti manusia, tindakan yang menjurus untuk menghancurkan pasti ada.
kembali
ke peneliti, para peneliti memang harus memperhitungkan mulai dari hal yang
sangat kecil sampai yang sangat besar jika ingin mengembangkan teknologi
singularitas agar kelak tekonologi ini bermanfaat bagi manusia bukannya membawa
masalah dan petaka.
Sumber :
http://teknologi-vivanews.blogspot.com/2013/05/teknologi-terkini-futuris-2045-komputer.html
http://arsip.gatra.com//2005-11-29/versi_cetak.php?id=88667
http://techno.okezone.com/read/2010/05/09/56/330821/perang-robot-vs-manusia-bisa-terjadi-di-masa-depanNama Kelompok:
ADRI SAPUTRA IBRAHIM
(E1E109096)
HADI ADI CHIAWAN
(E1E109015)
DIAN PRASETYO
(E1E109073)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar