Nama Kelompok:
SRI ASTUTI MAYANGSARI (E1E1 10 003)
NIRMALA SARI ABDULLAH (E1E1 10 004)
KASMAWATI TEKE (E1E1 10 016)
KORAN MASA DEPAN
Membahas tentang perkembangan teknologi
di zaman sekarang memang tidak ada habisnya, setiap generasi selalu memunculkan
inovasi teknologi yang lebih baru dan menarik.
Manusia pun semakin kreatif dalam menciptakan inovasi yang akan berguna
bagi kelangsungan hidup di dunia. Beberapa perusahaan-perusahaan teknologi
berlomba-lomba meluncurkan produk-produk terbarunya untuk menarik perhatian
konsumen.Tidak bisa dipungkiri, hal-hal yang sama sekali tidak pernah
terbayangkan oleh orang-orang yang berada di
ratusan tahun lalu , justru kini kita
telah terbiasa dan menjadi bagian
dari keseharian kita. Semua itu berkat kecanggihan teknologi . Mulai dari
Handphone layar sentuh, tablet, televisi touchscreen, , Armour39, yang merupakan baju atau bahan yang berbekal
fungsi alat ukur kinerja atletik dengan konsep layar sentuh. Lalu,
ada headphone besutan Neurowear, yang mampu membaca pikiran
penggunanya melalui sensor saraf, dan secara otomatis memutar lagu
sesuai mood pengguna saat itu. Bagaimana
dengan teknologi 10 atau 20 tahun kedepan ? tentunya samkin canggih dan
muktahir,. Salah satu konsep teknologi
masa depan adalah teknologi Koran tanpa kertas.
Koran sangat memberikan banyak manfaat di
dalam kehidupan kita khususnya dalam sumber informasi, sumber bahan bacaan,
bahkan referensi untuk kita. Koran juga dapat menjadi media komunikasi massa
yang cukup efektif dalam memperkenalkan
atau mempromosikan suatu produk.
Sejak kapan
manusia mengenal koran? Dari
catatan para peneliti, koran pertama masih berupa lembaran berita yang ditulis
tangan, dipasang di tempat umum. Acta Diurna dari masa Romawi kuno (59 SM),
berisi berita sosial dan politik, diakui sebagai "koran" pertama di
dunia. Sedangkan koran cetak pertama adalah Di Bao (Ti-pao) tahun 700-an di
Cina. Metode pencetakannya
menggunakan balok kayu yang dipahat aksara Cina.
Bentuk koran berikutnya masih amat
sederhana: newsletter dan buku cerita, di tahun 1400-an. Beritanya lebih banyak
berkaitan dengan dunia bisnis para bankir dan pedagang Eropa. Selanjutnya,
newsletter dan buku berita berkembang menjadi lembar berita/newsheet tahun
1500-an. Notizie Scritte (pemberitahuan tertulis) yang terbit di Venesia,
Italia, termasuk jenis lembar berita itu. "Koran" lembaran ini
biasanya dipasang di banyak tempat umum, tetapi yang ingin membaca harus
membayar sejumlah 1 gazzeta. Dari sanalah muncul istilah gazzette yang menunjuk
koran. . Terbitnya
koran-koran di Eropa diawali dengan temuan mesin cetak Johann Gutenberg pada
pertengahan abad XV yang memudahkan proses produksi. Awalnya lembar berita yang
terbit tidak teratur dan memuat cuma satu peristiwa, kemudian berevolusi dengan
terbit teratur seperti yang dilakukan mingguan Avisa Relation oder Zeitung,
sejak 1609 di Strasbourg, Jerman. Rupanya, abad XVII menjadi abad penting
lahirnya banyak koran di Eropa. Tapi mingguan Frankfurter Journal (1615) yang
dikelola Egenolph Emmel di Frankfurt, Jerman, umum dipandang sebagai koran
pertama di dunia. Sampai kemudian lahir Leipziger Zeitung (1660), juga di
Jerman, yang mula-mula mingguan, kemudian jadi harian. Inilah koran harian
pertama di dunia. Tak
lama kemudian Inggris menyusul, diawali oleh The London Gazette (1665) yang
masih koran berkala. Inggris mengenal koran hariannya yang pertama dengan
terbitnya The London Daily Courant (1702).
Koran yang ada sekarang memiliki bentuk
yang sama dengan koran beberapa tahun silam. Tidak ada perubahan bentuk , dengan
bentuk yang lebar dan besar yang menyulitkan kita saat membaca ditempat-tempat
umum. Sehingga tidak heran, koran
mulai ditinggalkan oleh sebagian orang, mereka mulai melirik media-media
online. Kehadiran blog dan
juga media online yang menjamur akhir-akhir ini berpengaruh terhadap media
cetak. Setiap saat kita
bisa mengakses internet untuk mengetahui berita-berita terbaru, baik
melalui Laptop maupun via hp. Mengantisipasi
hal itu, beberapa media besar, mulai mengembangkan edisi online untuk Koran
yang diterbitkannya. Kebijakan itu ditempuh untuk memanjakan pembacanya dengan
berita-berita terbaru.
Ketika semua orang kini bisa mengakses
informasi di mana saja, termasuk berita-terbaru, masihkan Koran dibutuhkan?
Bukankah masa depan Koran kian terancam, dengan menjamurnya media online dan
blog. Apakah media cetak akan ditinggalkan pembacannya?
Untuk
mengatasi masalah-masalah itu dikonsepkanlah
koran dengan gambar bergerak dengan memakai teknologi FlexUPD. FlexUPD adalah sebuah layar monitor yang sangat tipis,
dapat ditekuk dan digiling seperti layaknya kertas biasa tanpa rusak sedikitpun. Struktur elektronik FlexUPD memang sangat
canggih. Anatomi layar monitor tertipis di dunia ini terdiri dari
lapisan-lapisan mikro film transistors yang dilekatkan pada selembar materi
fleksibel. Sehingga layar monitor ini tidak kaku dan dapat memiliki tingkat
fleksibilitas seperti kertas.Teknologi ini ditemukan oleh sekelompok
ilmuwan teknologi informasi di Industrial Technology Research
Institute (ITRI). Bukan
hanya itu, kelak teknologi terbaru ini juga diharapkan dapat mengurangi berat
dan ukuran e-reader dan tablet PC. Layar tipis ini diklaim dapat diintegrasikan
dengan beberapa teknologi layar monitor terkini seperti LCD, LED, bahkan OLEDs
(organic light-emitting diodes).
Teknologi terbaru temuan ITRI ini telah
menerima medali emas dalam Wall Street Journal’s 10th annual Tech Innovation Awards
2010. Dengan ketebalannya yang sangat tipis dan ditambah dengan teknik layout dan
percetakan baru, amat sangat mungkin FlaxUPD ini ditempatkan ke kertas koran untuk menampilkan gambar hidup maupun
film yang berhubungan dengan berita yang tengah disajikan dalam koran tersebut. . Dengan begitu koran sebagai media cetak
akan menjadi lebih menarik, karena disertai gambar hidup atau bergerak seperti poster hidup di film Harry Potter, yang
berhubungan dengan berita yang disajikan dalam koran tersebut. Hal ini tentunya
sebuah langkah besar bagi teknologi komunikasi. Dengan munculnya teknologi ini, diharapkan mampu menumbuhkan
ketertarikan atau minat masyarakat untuk membaca koran cetak.
Gambar Koran dengan gambar bergerak
Tapi, dari berbagai keuntungan yang kita
dapatkan ,sadar atau tidak ada
beberapa kerugian yang kita dapat dari koran. Koran sangat berperan
besar dalam menghabiskan persedian kayu atau hutan ,karena
bahan baku koran adalah kayu sebagai bahan utama pembuatan kertas. Setiap hari,
jutaan exsemplar koran digandakan di seluruh dunia. Ini berarti jutaan kilo
kertas juga yang digunakan untuk membuatnya. Dari sisi pengguna pemakaian
kertas ini juga akan menambah biaya yang harus dikeluarkan untuk membaca
informasi pada koran. Tentunya pembaca koran akan direpotkan juga dengan limbah koran yang
menggunung setiap bulannya.
Selain
menciptakan koran dengan gambar bergerak, manusia
mengkonsepkan teknologi masa depan
yaitu koran tanpa kertas. Konsep
teknologi ini adalah melalui jaringan internet dengan perantara wifi (internet
tanpa kabel). Akan ada dua alat yaitu alat pembaca yang merupakan konsep koran
tanpa kertas , kemudian alat yang berfungsi sebagai receive (penerima
data). Pada malam harinya kita meletakkan “Koran tanpa kertas (alat pembaca)”
ini diatas receiver (alat penerima) dan pada malam hari data/content yang telah
terdownload melalui jaringan wifi akan disampaikan ke alat pembaca(koran tanpa
kertas).
Gambar Teknolgi Koran tanpa kertas
Alat pembaca (koran) adalah sebuah
display dengan ukuran tertentu. Yang terbuat dari bahan yang memiliki sifat
fleksibel dan transparan saat tidak menampilkan isi tulisan/berita. Koran ini juga dilengkapi
dengan tombol untuk membaca halaman selanjutnya atau sebelumnya.
Bila
teknologi memang akan hadir nyata, sungguh akan memberikan fleksibiltas bagi
para konsumen berita. Selain itu akan mampu memberikan dampak lingkungan yang
lebih baik. Penebangan pohon-pohon secara berlebihan akan menjadi berkurang,
pemanasan global pun dapat ditanggulangi.
Teknologi
koran tanpa kertas memang masih sebuah konsep dan belum direalisasiakan saat
ini. Namun jika konsep ini dapat terlaksana, maka menurut pendapat kelompok
kami akan menimbulkan dampak positif dan negatif pada kehidupan manusia.
Gambar Konsep koran tanpa kertas
Dampak
negatif yang mungkin akan terjadi akibat teknologi ini yakni, berkurangnya
lapangan kerja bagi manusia khususnya lapangan kerja yang berhubungan dengan
kertas seperti usaha percetakan. Para pekerja yang biasanya bertugas untuk
mencetak koran di kertas, harus kehilangan pekerjaannya sebab dalam teknologi
koran tanpa kertas maka tahap untuk
mencetak berita ke atas media kertas akan ditiadakan. Dengan demikian, akan
menambah lagi jumlah manusia tidak produktif atau dengan kata lain akan banyak
manusia yang mendapat PHK dari pekerjaannya jika konsep ini dapat terealisasi dikemudian
hari. Selain dapat menambah jumlah pengangguran, karena terkoneksi dengan
internet, tentunya kemungkinan untuk di sabotase lebih besar. Berita-berita
yang di sajikan dapat di sabotase oleh para penjahat dunia maya (hacker)
sehingga kebenaran berita yang disajikan keakuratannya masih sangat diragukan.
Dan kekurangan yang terakhir yang dapat kami simpulkan berkaitan dengan
teknologi koran tanpa kertas ini yaitu alat yang digunakan untuk dapat menerima
berita koran. Kita harus membeli terlebih dahulu alat untuk dapat menikmati
fasilitas koran tanpa kertas ini. Menurut kelompok kami, hal tersebut merupakan
suatu kelemahan yang cukup memberatkan para pecinta koran. Kita harus terlebih
dahulu memiliki dua alat yaitu alat pembaca yang
merupakan konsep koran tanpa kertas tadi,
kemudian alat yang berfungsi sebagai receive (penerima data) serta
jaringan internet. Bandingkan dengan kertas koran saat ini. Kita hanya perlu
menunggu loper koran mengantarkan koran ke rumah kita tanpa harus bersusah
payah membeli alat-alat serta memiliki jaringan internet seperti yang dikatakan
diatas.
Namun,
dibalik dampak negatif dari teknologi koran tanpa kertas, dampak positif yang akan ditimbulkan yakni
pohon-pohon serta hutan-hutan penghasil tumbuhan hijau tidak akan lagi terancam
punah. Seperti yang kita ketahui, hutan adalah paru-paru dunia serta penghasil
oksigen terbesar didunia. Maka dari itu kita harus terus menjaga
kelestariannya. Sebab, dengan adanya teknologi koran tanpa kertas maka otomatis
penggunaan kertas akan berkurang sehingga pohon-pohon (kulit kayu merupakan
bahan dasar dalam pembuatan kertas) dapat terus tumbuh dengan baik di
hutan-hutan di dunia ini tanpa harus mengkhawatirkan adanya penebangan untuk
memproduksi kertas. Selain itu, teknologi koran tanpa kertas memaksa kita untuk
belajar menggunakan teknologi internet. Teknologi internet sangat berperan
penting untuk kehidupan dimasa yang akan datang. Karna tidak menutup
kemungkinan di masa yang akan datang semua pekerjaan yang dilakukan akan
membutuhkan jaringan internet sehingga dibutuhkan keterampilan dari manusia itu
sendiri dalam mengolah dan mencari berita melalui dunia maya (internet).
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar