Penjelajahan angkasa adalah
eksplorasi fisik dari benda di luar Bumi dan biasanya menyangkut teknologi,
ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Salah satu
yang paling terkenal dan aspek penting dari penjelajahan angkasa adalah
pendaratan manusia pertama di bulan dalam perlombaan angkasa antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet. Ide mengirim objek ke angkasa terdapat di dalam pikiran
dari banyak penulis sains fiksi ratusan tahun sebelum hal itu menjadi
kenyataan. Beberapa karya ini juga menulis penggambaran bagaimana hal tersebut
dapat dilakukan. Pada abad 20, dengan pengembangan propulsi teknologi yang
cukup, material yang kuat dan ringan dan terobosan teknologi dan sains lainnya,
ide misi luar-bumi tidak lagi hanya sekedar impian tapi suatu kenyataan.
Museum National Air and
Space (National Air and Space Museum, NASM) di National Mall di Washington,
D.C. memajang sebuah contoh batu bulan yang dapat dilihat dan disentuh oleh
masyarakat, sebuah kapsul Gemini dan roket Soviet. Steven F. Udvar-Hazy Center
di Dulles International Airport di Virginia Utara menampilkan banyak teknologi
aerospace dalam satu tempat: Pesawat luar angkasa Enterprise, sebuah Concorde
dan beberapa pesawat lainnya. Museum Space & Rocket Center A.S di
Huntsville, Alabama dekat dengan Redstone Arsenal menampilkan banyak perangkat
angkasa, termasuk replika roket Saturn V Apollo 11 ukuran-penuh, Apollo asli,
dan kapsul pelatih luar-angkasa Merkurius, dan kapsul luar angkasa Apollo 16
asli.
Penelitian eksplorasi ruang
yang berhubungan sekitarnya, lingkungannya, bentuk dan tinggal ketersediaan
mengambil bentuk atau yang lain jika dapat digunakan untuk makhluk hidup.
Teknologi ruang membantu para ilmuwan untuk mengetahui tentang alam semesta
lengkap, asal-usul, usia dan masa depan. Teknologi ruang angkasa telah menjadi
salah satu studi terbesar dan tantangan bagi para ilmuwan modern. Ruang
teknologi dalam hubungan dengan subjek lain membantu peramalan cuaca-nya asal,
waktu dan besarnya, penginderaan jauh, satelit televisi, bulan misi, prediksi
astrologi dan juga membantu ilmu kedokteran dalam kesepakatan besar.
Dulu penjelajahan ke luar
angkasa hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang saja, namun zaman sekarang
dengan semakin berkembangnya teknologi, penejelajahan ke luar angkasa ini
menjadi trend wisata adrenalin. Jika selama ini kita kenal wisata adrenalin
seperti berselancar, memanjat tebing, atau melawan arus sungai yang deras, itu
sudah biasa. Beberapa perusahaan dunia
telah merencanakan untuk membuka wisata ke luar angkasa. Pengunjung akan diajak
terbang ke bulan dan mengitarinya serta melihat planet bumi dari luar angkasa.
Beberapa perusahaan besar
berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi super canggih untuk bisa
memudahkan perjalanan ke luar angkasa. Excalibur Almaz adalah salah satu
perusahaan yang menjanjikan terbang ke bulan. Perusahaan yang bermarkas di Isle
of Man, salah satu pulau di Laut Irlandia, Britania Raya ini telah membeli
empat kapsul ruang angkasa Rusia yang tak lagi digunakan dan dua stasiun ruang
angkasa. Dikabarkan, Excalibur Almaz akan menerbangkan traveler menuju orbit
bulan pada tahun 2015. Tamasya ke bulan ini, nantinya akan menerbangkan
wisatawan pada ketinggian 239 ribu mil ke langit. Siap-siap merogoh kocek
sebesar 100 juta Poundsterling atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk sekali
perjalanan. Perusahaan asal AS, Virgin galactic juga menjanjikan wisata ke luar
angkasa. Dengan pesawat khusus bernama SpaceShip Two, traveler akan diajak
terbang sejauh 99 mil di atas permukaan bumi. Saat itulah, traveler dapat
melihat bentuk planet bumi dengan jelas dari luar angkasa. Perjalanan ini akan
dijadwalkan pada bulan depan. Biayanya sekitar 125 ribu Poundsterling atau
sekitar Rp 1,8 miliar. Perusahaan asal Rusia, Rusia Soyuz juga tidak mau
ketinggalan. Mereka akan mengirimkan traveler ke luar angkasa pada tahun 2014
mendatang. Sebelumnya, mereka sudah mengirim wisatawan ke stasiun luar angkasa
pada tahun 2001 hingga 2009. Jika tertarik, Anda bisa merogoh kocek sebesar 22
juta Poundsterling atau sekitar Rp 321 miliar.
Teknologi terbaru yang akan
dikembangkan oleh beberapa perusahaan seperti google adalah suatu hal yang
sangat luar biasa. Selama ini, terbang ke luar angkasa masih membutuhkan
bantuan roket atau kapsul. Namun Google meyakini bahwa di masa depan, cukup
dibutuhkan bantuan lift yang menjulang sampai ke angkasa.
Beberapa perusahaan
termasuk Google saat ini tertarik mengembangkan infrastruktur canggih, di mana
menuju ke luar angkasa tidak butuh lagi roket. Proyek lift luar angkasa ini
dikabarkan sedang dikembangkan di laboratorium Google X. Diperkirakan, satu
dekade lagi sudah bisa terwujud. Tidak mau kalah dengan Google, negara Jepang
juga berencana mengembangkan teknologi canggih untuk keluar angkasa.
Setelah selesai membangun
menara tertinggi di Jepang, Tokyo Sky Tree, pihak Obayashi mengklaim bahwa
mereka sanggup dan akan membangun lift setinggi 96.000 kilometer ke atas awan,
menembus lapisan atmosfer bumi. Para ahli di Obayashi telah menghitung segala
macam resiko, mulai dari kondisi cuaca, arah mata angin, badai topan, gempa
bumi dan rancangan konstruksi, semuanya mengatakan bahwa rencana megaproyek ini
bisa terlaksana. Bahan yang akan digunakan adalah carbon nanotube yang kualitasnya
20 kali lipat lebih kuat dari besi baja. Lift tersebut akan mampu mengangkut 30
orang ke puncak teratas dalam waktu kurang lebih 3 minggu, dengan laju
kecepatan mencapai 200 kilometer per jam. "Kita sudah lama memimpikan
jembatan yang menghubungkan bumi dengan bulan," kata Satomi Katsuyama,
salah seorang kepala proyek di Obayashi Corp. "Dan kita tidak akan
membangunnya di bumi, melainkan langsung di luar angkasa."
Tapi bukan dalam waktu
dekat ini, melainkan pada tahun 2050. Kenapa 2050? Karena memang uangnya belum
ada. Menurut ilmuwan NASA, Bradley Carl Edwards, yang juga setuju kalau
megaproyek ini sangat mungkin bisa terwujud, mengatakan bahwa biaya yang
diperlukan mungkin akan mencapai lebih dari Rp. 100.000.000.000.000,- (100
triliun rupiah). Harga yang fantastis untuk sebuah teknologi canggih masa
depan. Lift angkasa ini bisa memangkas biaya perjalanan roket ke bulan serta
membawa banyak orang ke dunia pariwisata yang baru.
Mungkin kita tidak pernah
terpikir sebelumnya tentang lift luar angkasa (space elevator). Space elevator
atau tangga luar angkasa bisa dibilang seperti lift pada umumnya, akan tetapi
bedanya adalah pada tempatnya. Jika lift yang kita ketahui yaitu lift yang ada
di mal-mal besar, tetapi Space Elevator adalah lift yang bisa dibilang lift
tertinggi dan terpanjang karena bisa mencapai luar angkasa. Dengan adanya lift
ini, kita tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk menuju ke luar
angkasa dan melihat bumi dan planet-planet yang lain dari sisi yang berbeda.
Pernah tidak kita membayangkan
bisa melakukan perjalanan mengelilingi luar angkasa seperti halnya naik kereta
gantung lalu melihat pemandangan dari luar ? bedanya di sini yang menjadi
pemandangan adalah luar angkasa, gugusan planet yang mengitari matahari dan
kita bisa melihat planet bumi dari luar angkasa. Kita bisa melihat keadaan luar
angkasa dengan mata kepala sendiri, tanpa harus mempelajari ilmu nya secara
mendalam dan masuk dalam suatu agensi besar seperti NASA untuk dapat pergi ke
luar angkasa. Dalam space elevator ini setiap manusia dapat melihat keadaan
luar angkasa secara langsung, tanpa adanya hambatan. Sehingga kita dapat
mengutarakan pendapat kita masing-masing tentang ciri-ciri suatu luar angkasa
tanpa harus berpaku dalam suatu ilmu pengetahuan karena mereka sudah dapat
melihatnya dengan mata kepala sendiri. Karena setiap manusia mempunyai hak
untuk melihat segala ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan kemampuannya.
Ada banyak hal yang tidak
diketahui tentang alam semesta sampai hari ini yang akan dieksplorasi dan untuk
ini NASA memainkan peran penting dalam mengembangkan teknologi dan mengumpulkan
informasi tentang alam semesta. Cara spacecrafts dibuat dan teknologi sedang
dikembangkan dalam standar tinggi kita akan mengetahui banyak hal yang lebih
apa yang mencoba bertahun-tahun. Hal ini akan memberikan perubahan suatu hari
nanti untuk sebuah industri yang disebut ruang pariwisata. Mari kita tunggu
beberapa tahun ke depan apakah wisata ke luar angkasa dengan lift ini akan bisa
kita nikmati atau tidak.
Sumber :
Nama-nama kelompok :
Sartina L (E1E109021)
Nur Hidayah (E1E109077)
Ni Nyoman Purwanti (E1E1090)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar