Kamis, 30 Mei 2013

TEKNOLOGI CANGGIH WISATA KE LUAR ANGKASA (SPACE ELEVATOR) LIFT RUANG ANGKASA



Penjelajahan angkasa adalah eksplorasi fisik dari benda di luar Bumi dan biasanya menyangkut teknologi, ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Salah satu yang paling terkenal dan aspek penting dari penjelajahan angkasa adalah pendaratan manusia pertama di bulan dalam perlombaan angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Ide mengirim objek ke angkasa terdapat di dalam pikiran dari banyak penulis sains fiksi ratusan tahun sebelum hal itu menjadi kenyataan. Beberapa karya ini juga menulis penggambaran bagaimana hal tersebut dapat dilakukan. Pada abad 20, dengan pengembangan propulsi teknologi yang cukup, material yang kuat dan ringan dan terobosan teknologi dan sains lainnya, ide misi luar-bumi tidak lagi hanya sekedar impian tapi suatu kenyataan.
Museum National Air and Space (National Air and Space Museum, NASM) di National Mall di Washington, D.C. memajang sebuah contoh batu bulan yang dapat dilihat dan disentuh oleh masyarakat, sebuah kapsul Gemini dan roket Soviet. Steven F. Udvar-Hazy Center di Dulles International Airport di Virginia Utara menampilkan banyak teknologi aerospace dalam satu tempat: Pesawat luar angkasa Enterprise, sebuah Concorde dan beberapa pesawat lainnya. Museum Space & Rocket Center A.S di Huntsville, Alabama dekat dengan Redstone Arsenal menampilkan banyak perangkat angkasa, termasuk replika roket Saturn V Apollo 11 ukuran-penuh, Apollo asli, dan kapsul pelatih luar-angkasa Merkurius, dan kapsul luar angkasa Apollo 16 asli.
Penelitian eksplorasi ruang yang berhubungan sekitarnya, lingkungannya, bentuk dan tinggal ketersediaan mengambil bentuk atau yang lain jika dapat digunakan untuk makhluk hidup. Teknologi ruang membantu para ilmuwan untuk mengetahui tentang alam semesta lengkap, asal-usul, usia dan masa depan. Teknologi ruang angkasa telah menjadi salah satu studi terbesar dan tantangan bagi para ilmuwan modern. Ruang teknologi dalam hubungan dengan subjek lain membantu peramalan cuaca-nya asal, waktu dan besarnya, penginderaan jauh, satelit televisi, bulan misi, prediksi astrologi dan juga membantu ilmu kedokteran dalam kesepakatan besar.
Dulu penjelajahan ke luar angkasa hanya dapat dilakukan oleh beberapa orang saja, namun zaman sekarang dengan semakin berkembangnya teknologi, penejelajahan ke luar angkasa ini menjadi trend wisata adrenalin. Jika selama ini kita kenal wisata adrenalin seperti berselancar, memanjat tebing, atau melawan arus sungai yang deras, itu sudah biasa.  Beberapa perusahaan dunia telah merencanakan untuk membuka wisata ke luar angkasa. Pengunjung akan diajak terbang ke bulan dan mengitarinya serta melihat planet bumi dari luar angkasa.
Beberapa perusahaan besar berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi super canggih untuk bisa memudahkan perjalanan ke luar angkasa. Excalibur Almaz adalah salah satu perusahaan yang menjanjikan terbang ke bulan. Perusahaan yang bermarkas di Isle of Man, salah satu pulau di Laut Irlandia, Britania Raya ini telah membeli empat kapsul ruang angkasa Rusia yang tak lagi digunakan dan dua stasiun ruang angkasa. Dikabarkan, Excalibur Almaz akan menerbangkan traveler menuju orbit bulan pada tahun 2015. Tamasya ke bulan ini, nantinya akan menerbangkan wisatawan pada ketinggian 239 ribu mil ke langit. Siap-siap merogoh kocek sebesar 100 juta Poundsterling atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk sekali perjalanan. Perusahaan asal AS, Virgin galactic juga menjanjikan wisata ke luar angkasa. Dengan pesawat khusus bernama SpaceShip Two, traveler akan diajak terbang sejauh 99 mil di atas permukaan bumi. Saat itulah, traveler dapat melihat bentuk planet bumi dengan jelas dari luar angkasa. Perjalanan ini akan dijadwalkan pada bulan depan. Biayanya sekitar 125 ribu Poundsterling atau sekitar Rp 1,8 miliar. Perusahaan asal Rusia, Rusia Soyuz juga tidak mau ketinggalan. Mereka akan mengirimkan traveler ke luar angkasa pada tahun 2014 mendatang. Sebelumnya, mereka sudah mengirim wisatawan ke stasiun luar angkasa pada tahun 2001 hingga 2009. Jika tertarik, Anda bisa merogoh kocek sebesar 22 juta Poundsterling atau sekitar Rp 321 miliar.
Teknologi terbaru yang akan dikembangkan oleh beberapa perusahaan seperti google adalah suatu hal yang sangat luar biasa. Selama ini, terbang ke luar angkasa masih membutuhkan bantuan roket atau kapsul. Namun Google meyakini bahwa di masa depan, cukup dibutuhkan bantuan lift yang menjulang sampai ke angkasa.

 


Beberapa perusahaan termasuk Google saat ini tertarik mengembangkan infrastruktur canggih, di mana menuju ke luar angkasa tidak butuh lagi roket. Proyek lift luar angkasa ini dikabarkan sedang dikembangkan di laboratorium Google X. Diperkirakan, satu dekade lagi sudah bisa terwujud. Tidak mau kalah dengan Google, negara Jepang juga berencana mengembangkan teknologi canggih untuk keluar angkasa.
Setelah selesai membangun menara tertinggi di Jepang, Tokyo Sky Tree, pihak Obayashi mengklaim bahwa mereka sanggup dan akan membangun lift setinggi 96.000 kilometer ke atas awan, menembus lapisan atmosfer bumi. Para ahli di Obayashi telah menghitung segala macam resiko, mulai dari kondisi cuaca, arah mata angin, badai topan, gempa bumi dan rancangan konstruksi, semuanya mengatakan bahwa rencana megaproyek ini bisa terlaksana. Bahan yang akan digunakan adalah carbon nanotube yang kualitasnya 20 kali lipat lebih kuat dari besi baja. Lift tersebut akan mampu mengangkut 30 orang ke puncak teratas dalam waktu kurang lebih 3 minggu, dengan laju kecepatan mencapai 200 kilometer per jam. "Kita sudah lama memimpikan jembatan yang menghubungkan bumi dengan bulan," kata Satomi Katsuyama, salah seorang kepala proyek di Obayashi Corp. "Dan kita tidak akan membangunnya di bumi, melainkan langsung di luar angkasa."
Tapi bukan dalam waktu dekat ini, melainkan pada tahun 2050. Kenapa 2050? Karena memang uangnya belum ada. Menurut ilmuwan NASA, Bradley Carl Edwards, yang juga setuju kalau megaproyek ini sangat mungkin bisa terwujud, mengatakan bahwa biaya yang diperlukan mungkin akan mencapai lebih dari Rp. 100.000.000.000.000,- (100 triliun rupiah). Harga yang fantastis untuk sebuah teknologi canggih masa depan. Lift angkasa ini bisa memangkas biaya perjalanan roket ke bulan serta membawa banyak orang ke dunia pariwisata yang baru.
Mungkin kita tidak pernah terpikir sebelumnya tentang lift luar angkasa (space elevator). Space elevator atau tangga luar angkasa bisa dibilang seperti lift pada umumnya, akan tetapi bedanya adalah pada tempatnya. Jika lift yang kita ketahui yaitu lift yang ada di mal-mal besar, tetapi Space Elevator adalah lift yang bisa dibilang lift tertinggi dan terpanjang karena bisa mencapai luar angkasa. Dengan adanya lift ini, kita tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk menuju ke luar angkasa dan melihat bumi dan planet-planet yang lain dari sisi yang berbeda.
Pernah tidak kita membayangkan bisa melakukan perjalanan mengelilingi luar angkasa seperti halnya naik kereta gantung lalu melihat pemandangan dari luar ? bedanya di sini yang menjadi pemandangan adalah luar angkasa, gugusan planet yang mengitari matahari dan kita bisa melihat planet bumi dari luar angkasa. Kita bisa melihat keadaan luar angkasa dengan mata kepala sendiri, tanpa harus mempelajari ilmu nya secara mendalam dan masuk dalam suatu agensi besar seperti NASA untuk dapat pergi ke luar angkasa. Dalam space elevator ini setiap manusia dapat melihat keadaan luar angkasa secara langsung, tanpa adanya hambatan. Sehingga kita dapat mengutarakan pendapat kita masing-masing tentang ciri-ciri suatu luar angkasa tanpa harus berpaku dalam suatu ilmu pengetahuan karena mereka sudah dapat melihatnya dengan mata kepala sendiri. Karena setiap manusia mempunyai hak untuk melihat segala ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan kemampuannya.
Ada banyak hal yang tidak diketahui tentang alam semesta sampai hari ini yang akan dieksplorasi dan untuk ini NASA memainkan peran penting dalam mengembangkan teknologi dan mengumpulkan informasi tentang alam semesta. Cara spacecrafts dibuat dan teknologi sedang dikembangkan dalam standar tinggi kita akan mengetahui banyak hal yang lebih apa yang mencoba bertahun-tahun. Hal ini akan memberikan perubahan suatu hari nanti untuk sebuah industri yang disebut ruang pariwisata. Mari kita tunggu beberapa tahun ke depan apakah wisata ke luar angkasa dengan lift ini akan bisa kita nikmati atau tidak.
 

Sumber : 


Nama-nama kelompok :

Sartina L (E1E109021)


Nur Hidayah (E1E109077)


Ni Nyoman Purwanti (E1E1090)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar